Senin, 23 Maret 2009

Komitmen


Apakah pernah, seorang ibu ketika mendengar bayinya menangis di tengah malam, lantas tidak mempedulikannya dan melanjutkan tidurnya kembali?

Apakah pernah, seorang dosen yang normal membenarkan jawaban dari anak didiknya ketika ujian, padahal jawabannya jauh dari kebenaran?

Apakah pernah, tubuh kita ini sanggup menahan buang air kecil dan buang air besar setelah sekian lamanya, sampai melewati batas kesanggupan kita?

Apakah pernah, syaraf yang terdapat di kulit kita tidak merespons panas & sentuhan benda tajam, dan membiarkan kulit kita terluka dan rusak?

Apakah pernah, mata ini sanggup melek tanpa berkedip sedikitpun sepanjang waktu?

Meskipun komitmen itu sering berlawanan dengan keinginan kita, 
namun kita harus melakukannya, demi kebaikan diri kita sendiri.

Entah itu berkaitan dengan pikiran, fisik, maupun jiwa kita,
semuanya memiliki komitmen-komitmen yang harus kita nomor satukan,
untuk mendahulukannya, dan mengesampingkan hal lainnya.

2 komentar: